Rabu, 26 Oktober 2011

SYAHID SELEPAS MENGUCAPKAN SYAHADAH

Suatu ketika tatkala Rasulullah s.a.w. sedang bersiap di medan perang Uhud, tiba-tiba terjadi hal yang tidak terduga. Seorang lelaki yang bernama Amar bin Thabit telah datang menemui Baginda s.a.w.. Dia rupanya ingin masuk Islam dan akan ikut perang bersama Rasulullah s.a.w. Amar ini berasal dari Bani Asyahali. Sekalian kaumnya ketika itu sudah Islam setelah tokoh yang terkenal Saad bin Muaz memeluk Islam. Tetapi Amar ini enggan mengikut kaumnya yang ramai itu. Keangkuhan jahiliyyah menonjol dalam jiwanya, walaupun dia orang baik dalam pergaulan. Waktu kaumnya menyerunya kepada Islam, ia menjawab, "Kalau aku tahu kebenaran yang aku kemukakan itu sudah pasti aku tidak akan mengikutnya." Demikian angkuhnya Amar.

Kaum Muslimin di Madinah pun mengetahui bagaimana keanehan Amar di tengah-tengah kaumnya yang sudah memeluk Islam. Ia terasing sendirian, hatinya sudah tertutup untuk menerima cahaya Islam yang terang benderang. Kini dalam saat orang bersiap-siap akan maju ke medan perang, dia segera menemui Rasulullah s.a.w. , menyatakan dirinya akan masuk Islam malah akan ikut berperang bersama angkatan perang di bawah pimpinan Rasulullah s.a.w. . Pedangnya yang tajam ikut dibawanya. 
Rasulullah s.a.w.  menyambut kedatangan Amar dengan sangat gembira, tambah pula rela akan maju bersama Nabi Muhammad s.a.w.. Tetapi orang ramai tidak mengetahui peristiwa aneh ini, kerana masing-masing sibuk menyiapkan bekalan peperangan. Di kalangan kaumnya juga tidak ramai mengetahui keIslamannya. Bagaimana Amar maju sebagai mujahid di medan peperangan. Dalam perang Uhud yang hebat itu Amar memperlihatkan keberaniannya yang luar biasa. Malah berkali-kali pedang musuh mengenai dirinya, tidak dipedulikannya. Bahkan dia terus maju sampai saatnya dia jatuh pengsan.

"Untuk apa ikut ke mari ya Amar?" Demikian tanya orang yang hairan melihatnya, sebab sangka mereka dia masih musyrik. Mereka kira Amar ini masih belum Islam lalau mengikut sahaja pada orang ramai. Dalam keadaan antara hidup dan mati itu Amar lalu berkata, "Aku sudah beriman kepada Allah s.w.t. dan Rasul-Nya, lalu aku siapkan pedangku dan maju ke medan perang. Allah s.w.t. akan memberikan syahidah padaku dalam waktu yang tidak lama lagi." Amar meninggal. Rohnya mengadap ke hadrat Illahi sebagai pahlawan syahid. Waktu hal ini diketahui Rasulullah s.a.w. , maka Baginda s.a.w. pun bersabda,: "Amar itu nanti akan berada dalam syurga nantinya." Dan kaum Muslimin pun mengetahui akhir hayat Amar dengan penuh takjub, sebab di luar dugaan mereka. Malah Abu Hurairah r.a sahabat yang banyak mengetahui hadith Rasulullah s.a.w. berkata kaum Muslimin, "Cuba kamu kemukakan kepadaku seorang yang masuk syurga sedang dia tidak pernah bersyarat sekalipun juga terhadap Allah s.w.t.."

"Jika kamu tidak tahu orangnya." Kata Abu Hurairah r.a lagi, lalu ia pun menyambung, ujarnya, "Maka baiklah aku beritahukan, itulah dia Amar bin Thabit." Demikianlah kisah seorang yang ajaib, masuk syurga demikian indahnya. Ia tidak pernah solat, puasa dan lain-lainnya seperti para sahabat yang lain, sebab dia belum memeluk Islam. Tiba-tiba melihat persiapan yang hebat itu, hatinya tergerak memeluk Islam sehingga ia menemui Rasulullah s.a.w.. Ia menjadi Muslim, lalu maju ke medan perang, sebagai mujahid yang berani. Akhirnya tewas dia dengan mendapat syahadah iaitu pengakuan sebagai orang yang syahid. Mati membela agama Allah s.w.t. di medan perang. Maka syurgalah tempat bagi orang yang memiliki julukan syahid. Rasulullah s.a.w. menjamin syurga bagi orang seperti Amar ini.

Asal Usul Nasi Tumpeng

Ane yakin agan tahu apa itu nasi tumpeng, kecuali sejak kecil agan tinggal di luar negeri dan baru pulang belakangan ini ke Indonesia, atau Agan aja yang kupernya keterlaluan. Ketika ada upacara adat, selametan, bancakan, ulang tahun tradisional, atau tujuh belas Agustusan, Agan pasti nemuin itu makanan. Bentuknya kerucut, dibuat dari nasi kuning atau nasi uduk. Nasi tumpeng atau tumpengan biasanya dihiasi dengan beraneka bahan makanan atau sayuran seperti cabe, wortel, tomat, telur dll . Kalo Agan perhatikan bentuk kerucut tumpeng mengingatkan kita pada bentuk gunung. Seperti kita ketahui, Indonesia merupakan negeri kepulauan yang memiliki banyak gunung berapi. Nenek moyang kita memandang gunung dengan pandangan hormat. Dan nasi tumpeng atau Tumpengan dimaknai orang sebagai simbol gunung Mahameru.

“Gunung Mahameru sih apa, sebelah mana gunung Semeru?” Tanya Agan2.
Begini, gunung Mahameru adalah sebuah konsep alam semesta yang berasal dari agama Hindu dan Buddha. Konon alam semesta berbentuk pipih melingkar seperti cakram, dan lingkaran itu berpusatkan Gunung Mahameru yang tingginya katanya sekitar 1.344.000 kilometer. Puncak gunung ini dikelilingi matahari, bulan dan bintang-bintang. Konon katanya gunung ini berdiri di tengah benua yang bernama Jambhudwipa yang ditinggali manusia dan makhluk-makhluk lainnya. Benua Jambhudwipa dikelilingi tujuh rangkaian lautan dan tujuh rangkaian pegunungan. Di bagian tepi alam semesta terdapat rangkaian pegunungan yang sangat tinggi sehingga sukar didaki, yaitu Chakrawan dan Chakrawala. Di puncak Gunung Mahameru terletak kota tempat tinggal dewa-dewa. Adapun delapan arah dari Gunung Meru dijaga oleh dewa-dewa Asta-Dikpalaka sebagai pelindung alam semesta dari serangan makhluk-makhluk jahat.(Stutley 1977:190-191; Heine-Geldern 1982:4-5; Dumarcay 1986:89-91 dalam Munandar).
Orang-orang Jawa Kuno penganut Hindu-Buddha yang memang gemar belajar dan membaca memperhatikan betul soal ini. Dari dulu sampe sekarang orang kita memang tergolong suka beradaptasi dengan budaya dari luar. Setelah masuk ke budaya kita, budaya luar pastinya mengalami lokalisasi (istilah ini kedengarannya gimana gitu) atau istilah yang lebih tepat untuk zaman sekarang dan pastinya tidak mengandung konotasi bagi pikiran kamu yang kotor, yaitu Jawanisasi atau Indonesianisasi. Orang Jawa Kuno percaya kalo Gunung Mahameru telah mengalami mutasi atau dipindahkan oleh para dewa dari Jambhudwipa ke Jawadwipa. Entah karena alasan politis atau agama, pulau Jawa kemudian dinyatakan sebagai pusat dunia. Konon oleh Bhatara Guru (atau Shiwa) para dewa disuruh turun ke Jawa supaya mengajari para penduduk awal pulau Jawa berbagai pengetahuan dan keterampilan.
Oleh karena itu tidak mengherankan kalo gunung-gunung memiliki nilai mistis dan religius di mata masyarakat (terutama di Jawa). Sebenarnya gak cuma di Jawa, kita sering dengar juga perkataan yang berasal dari orang yang bukan bangsa kita soal orang bijak dari puncak gunung, atau istilah petapa turun gunung. Di banyak kebudayaan gunung dianggap suci atau mistis. Orang Yunani menganggap gunung Olympus sebagai tempat bersemayamnya Zeus. Di Hawaii masyarakatnya percaya kalo gunung Mauna Kea adalah tempat tinggal Pele (bukan Pele sang legendaris sepak bola itu! Kalo dia sih tinggal di Brazil). Di pegunungan Himalaya banyak dibangun kuil-kuil. Kalo di Indonesia sendiri kita mengenal legenda nini Pelet dari puncak gunung Ciremai atau mak Lampir dari gunung Merapi (Ini sih sandiwara radio dan sinetron silat ). Yang pasti bagi orang-orang zaman dahulu gunung adalah abstraksi dari sesuatu yang jauh lebih tinggi dan melampaui kekuasaan manusia, gunung juga dianggap lebih dekat dengan ‘langit’. Tak mengherankan kalo bentuk piramid, atau candi cenderung meniru bentuk gunung. Khusus untuk candi seperti Candi Borobudur, bentuknya memang berkaitan dengan konsep Mahameru.
Kembali ke masalah nasi tumpeng, dari bentuknya saja sudah tampak menyerupai gunung. Nasi tumpeng atau Tumpengan hanya ada dalam perayaan-perayaan tertentu (kecuali kalo kamu iseng bikin tumpengan buat sarapan, bikin repot aja). Ini adalah warisan budaya nenek moyang. Suatu perayaan yang dianggap suci tentu memerlukan simbol-simbol suci yang dapat mewakili makna dari apa yang tengah dirayakan.
Manusia adalah homo symbolicum. Yang membedakan manusia dengan hewan adalah kemampuannya menciptakan simbol atau lambang. Misalnya bendera merah putih merupakan lambang keberanian dan kesucian. Atau yang lebih universal, setangkai mawar dianggap simbol pernyataan cinta. Gunung Mahameru yang dianggap pusat alam semesta oleh masyarakat Jawa Kuno kemudian disimbolkan dalam bentuk-bentuk yang man-made dari yang susah dibuat seperti Candi sampai yang made in dapur seperti nasi tumpeng. Nah, sekarang kamu baru tahu kan asal-usulnya kenapa tumpeng bentuknya kerucut? Kalo pun kamu mau memaknainya secara berbeda itu sih sah-sah aja. Ini namanya proses semiosis. Kalo dulu mungkin nasi tumpeng bermakna filosofis sebagai gunung Mahameru, kini mungkin beda lagi. Mungkin bagi kamu tumpengan maknanya, makan enaaaaak!

Jumat, 21 Oktober 2011

Ibu New Sakha

Tradisi Turun Tanah


Salah satu tradisi di Madura yang masih sangat kental, yaitu tradisi turun tanah. Tradisi ini,merupakan perayaan bagi balita yang sudang mencapai usia 7 bulan. Di Pamekasan, tradisi turun tanah dilakukan dengan cara unik. Sang balita memakai kostum khas adat Madura dan menginjak kue tradisional tet-tel.Sultan Haniswara Farrosi, balita mungil warga jalan cokro atmojo Pamekasan ini, kini siap-siap menyambut para tamunya.Dengan memakai kostum pakaian adat khas Madura, Sultan akan merayakan tradisi adat Madura yang di kenal dengan toron tana.Dalam merayakan tradisi toron tana ini, para undangan banyak melibatkan anak-anak, sambil didampingi para orang tuanya.Setelah semua undangan berkumpul, perlengkapan prosesi adatpun di siapkan. Mulai dari nampan yang berisikan berbagai perlengkapan solat, uang,kue tradisional tet-tel,tangga yang terbuat dari batang tanaman tebu, hingga sangkar hias.

Upacara adatpun di mulai, dengan di pimpin tokoh masyarakat sekitar. Prosesi adat turun tanah di awali dengan dzikir dan bersholawat bersama.Selanjutnya,saat  proses turun tanah di lakukan, Sultan pun di ajak untuk memilih sesuatu yang ada di atas nampan. Lihat saja, untuk pertama kali, Sultan langsung mengambil mainan alat kesehatan stetoskop, uang, hingga kacamata.Diyakini, apa yang diambil pertama kali oleh Sultan itu, adalah indikasi dari apa yang akan ia alami dan ia capai selama hidupnya.Proses turun tanah, kemudian dilanjutkan dengan menginjakkan kaki sang balita di atas kue tradisional yang di sebut kue tet-tel.Hal ini di harapkan, agar anak saat berdiri bisa cekatan. Prosesi kemudian dilanjutkan, dengan menaiki tangga yang terbuat dari batang tanaman tebu. Bahkan,sultan harus mendekam sejenak di dalam sangkar hias. Kesemua prosesi tersebut tentu memiliki makna.
Usai proses turun tanah, perayaan di meriahkan dengan penaburan permen dan uang koin. Saat permen dan koin di lempar, anak-anak rebutan.Permainan rebutan koin dan uang tak jarang membuat anak anak saling berdesakan. Seperti halnya Reza, dia mengaku hanya mendapatkan sebagian uang dari permainan ini.Sebagai penutup, anak-anakpun di beri hadiah bungkusan makanan, tradisi turun tanah yang merupakan tradisi turun temurun ini, merupakan sebuah harapan, dimana sang anak kelak di harapkan menjadi anak yang baik.

Populasi Orang Utan

Tingkat perjumpaan dengan orang utan telah jatuh enam kali lipat di Borneo selama 150 tahun ini, menurut laporan tulisan para peneliti dalam jurnal PLoS One.

Erik Meijaard, seorang ekologis dengan Nature Consulting International, dan rekan-rekannya membandingkan tingkat perjumpaan dengan tingkat-tingkat sebelumnya dari naturalis yang bekerja di pertengahan abad ke-19. Mereka menemukan bahwa orang utan jauh lebih jarang saat ini, bahkan di daerah hutan asli.

"Padahal beberapa penjelajah awal dulu akan melihat sebanyak enam orang utan di satu pohon atau bertemu dengan tiga lusin di sepanjang sungai dalam satu hari, sekarang, di hutan yang sama, jarang ditemui seekor orang utan di alam liar," ujar Meijaard pada mongabay.com via email.


Orang utan Sumatera.
Hasil ini memperkirakan bahwa perburuan mengorbankan populasi orang utan.

"Wawancara atas hampir 7000 penduduk di Kalimantan [wilayah Indonesia di Borneo] baru-baru ini mengungkap bahwa lebih dari ribuan orang utan masih dibunuh setiap tahunnya oleh penduduk setempat, yang lebih dari 50% adalah untuk makanan," katanya.

Meijaard dan rekan penulisnya menggarisbawahi beberapa faktor yang mungkin telah mengakibatkan peningkatan perburuan di Borneo, termasuk salah satu yang khususnya aneh di bagian utara Borneo: pelarangan perburuan kepala oleh pemimpin kolonial di Malaysia.

"Masih tidak jelas kenapa tekanan perburuan meningkat di Sabah bagian barat beberapa ratus tahun yang lalu. Waktunya sesuai dengan perkiraan berakhirnya perburuan-kepala di Borneo, yang membuat sebagian besar bagian pulau tersebut terlalu berbahaya untuk dikunjungi," tulis penulisnya. "Banks menyimpulkan bahwa perburuan-kepala menyediakan perlindungan bagi kehidupan liar, karena sebagian besar wilayah hutan dihindari oleh pemburu yang takut bertemu dengan kelompok pemburu kepala yang sedang menjelajah. Dia mencatat bahwa, segera setelah pelarangan kolonial atas perburuan-kepala diterapkan, banyak wilayah hutan menjadi lebih aman untuk dilewati, memungkinkan para pemburu untuk masuk lebih jauh dari desanya... Juga, diperkirakan kepala orang utan menggantikan kepala manusia sebagai trofi, yang mungkin juga menambahkan tekanan perburuan atas orang utan."


Orang utan Borneo
Melihat data dari Indonesia Borneo, para peneliti menemukan korelasi antara kepadatan orang utan dan jarak dari pedesaan: semakin terpencil suatu daerah hutan, memiliki lebih banyak orang utan.

Para penulis menuliskan bahwa penyakit yang dikenalkan bisa juga menjadi faktor dalam penurunan populasi orang utan yang nyata ini, namun dicatat bahwa tidak ada bukti hingga saat ini atas wabah pada orang utan.

Bahaya bergesernya garis dasar

Penemuan bahwa kepadatan orang utan dulunya amat tinggi membawa para penulis untuk memperingatkan bahwa tingkat pemahaman saat ini atas kera merah ini dapat terbiaskan oleh skenario "pergeseran garis dasar": situasi di mana kondisi yang menurun saat ini diasumsikan sebagai representasi dari kondisi di masa lalu.

"Pengetahuan dari penelitian kami membuat kami sadar seberapa banyak garis dasar populasi telah bergeser," Mijaar mengatakan pada mongabay.com via email. "Mungkin ada setengah juta orang utan 150 tahun yang lalu, dan sebelumnya mungkin lebih."

"Para peneliti telah mempelajari mengenai orang utan dengan meneliti mereka dengan kondisi dan kepadatan saat ini, namun ini mungkin lebih seperti meneliti bosmen di Kalahari untuk mengerti perilaku orang-orang New York."

Dengan kata lain, semua yang kita pikir kita tahu tentang orang utan mungkin berdasar pada pengetahuan yang tidak lengkap.

"Jika ide kita ternyata benar, mungkin ini akan mengubah secara keseluruhan pemahaman kita tentang pengembangbiakan, interaksi antar seks, kebiasaan makan, dan cara berkeliarannya," ujarnya, menambahkan bahwa para ahli konservasi perlu untuk mempertimbangkan masalah ini dalam strategi mereka untuk melindungi orang utan, yang saat ini berkisar 50.000 populasi di Sumatera dan Borneo.


Kalimantan, 2006


Kalimantan, 2009
"Konservasi tidak akan mengembalikan kita pada setengah juta orang utan seperti di jaman Wallace [Alfred Wallace, ahli biologi abad ke-19], namun apa seharusnya target kita?"

Meijaard mengatakan bahwa peneliti juga menggarisbawahi pentingnya untuk mengatasi dengan lebih efektif perburuan ini sebagai ancaman utama terhadap orang utan.

"Penelitian ini dan satu lagi yang masih perlu kami publikasikan lebih banyak mengindikasikan bahwa perburuan oleh penduduk setempat telah dan masih menjadi ancaman besar bagi orang utan di Kalimantan. Namun, tak ada satu program pun untuk mengatasi masalah tersebut. Kenapa? Apakah terlalu sensitif untuk menyalahkan Dayak yang kasihan itu? Atau terlalu sulit? Yang manapun alasannya, jelas bahwa kecuali jika kita dapat mengatasi perburuan, hampir semua orang utan Kalimantan yang berada di luar daerah yang dilindungi akan menemui ajalnya."

Tari Kecak


Tari kecak atau Seni tari Kecak merupakan sebuah seni tari yang berasal dari Bali Indonesia, Seni Tari Kecak ini dipertunjukkan oleh banyak [puluhan atau lebih] para penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu dan sambil menyerukan “cak” serta mengangkat kedua lengan. Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur melingkari pinggang mereka. Selain para penari itu, ada pula para penari lain yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana seperti Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa.
tari kecak - seni tari kecak
Tari Kecak menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Namun demikian, Kecak berasal dari ritual sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar, melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.
Berdasarkan referensi dari wikipedia, meskipun Tari kecak ini seni tari Khas Bali, tapi tari kecak ini diciptakan bersama dengan seniman luar negeri, iya adalah Walter Spies yaitu pelukis dari Jerman. Sekitar tahun 1930-an Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter Spies menciptakan tari Kecak berdasarkan tradisi Sanghyang dan bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak mempopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-nya.
tari kecak seni tari kecak

Ibu


Sebening Tetesan embun pagi
Secerah sinarnya mentari
Bila ku tatap wajah Mu Ibu
Ada kehangatan di dalam hatiku
Air wudhu slalu membasahimu
Ayat suci slalu di kumandangkan
Suara lembut penuh keluh dan kesah
Berdoa untuk putra-putrinya
Oh Ibuku Engkaulah wanita
Yang ku cinta selama hidupku
Maafkan anakmu bila ada salah
Pengorbanan Mu tanpa balas jasa
Air wudhu slalu membasahimu
Ayat suci slalu di kumandangkan
Suara lembut penuh keluh dan kesah
Berdoa untuk putra-putrinya
Oh Ibuku Engkaulah wanita
Yang ku cinta selama hidupku
Maafkan anakmu bila ada salah
Pengorbanan Mu tanpa balas jasa
Ya Allah ampuni dosanya
Sayangilah seperti menyayangiku
Berilah Ia kebahagiaan
Didunia juga di akhirat…
(*song)

Rabu, 19 Oktober 2011

Raja Ampat, Pesona Eksotisme Wisata Bahari Dari Papua

Siapa bilang di tanah Papua tidak ada objek pariwisata bahari yang memukau? Selama ini Papua lebih dikenal dengan eksotisme kebudayaannya yang sederhana serta sumber daya alamnya yang melimpah. Namun, datanglah ke Raja Ampat, dan nikmati keindahan terumbu karang, lengkap dengan biota laut menawan serta pemandangan bahari yang mengesankan.
Tak salah bila kemudian Putri Indonesia 2005 Nadine Chandrawinata menyatakan kekagumannya pada kawasan ini setelah melakukan penyelaman, merasakan sajian panorama bawah laut Raja Ampat yang sangat memikat. Penggemar snorkeling dan diving memang dijamin tidak akan kecewa. Sebaliknya, mereka bakal terpanggil untuk datang dan datang lagi.
Raja Ampat adalah pecahan Kabupaten Sorong, sejak 2003. Kabupaten berpenduduk 31 ribu jiwa ini memiliki 610 pulau (hanya 35 pulau yang dihuni) dengan luas wilayah sekitar 46.000 km2, namun hanya 6.000 km2 berupa daratan, 40.000 km2 lagi lautan. Pulau-pulau yang belum terjamah dan lautnya yang masih asri membuat wisatawan langsung terpikat.
Kepulauan Raja Ampat terletak di barat laut kepala burung Pulau Papua, dengan kurang lebih 1500 pulau kecil dan atoll serta 4 pulau besar utama, yakni Misol, Salawati, Bantata dan Waigeo. Inilah yang kemudian menjadikan Raja Ampat taman laut terbesar di Indonesia. Wilayah ini sempat menjadi incaran para pemburu ikan karang dengan cara mengebom dan menebar racun sianida. Namun, masih banyak penduduk yang berupaya melindungi kawasan itu sehingga kekayaan lautnya bisa diselamatkan. Terumbu karang di laut Raja Ampat dinilai terlengkap di dunia. Dari 537 jenis karang dunia, 75 persennya berada di perairan ini. Ditemukan pula 1.104 jenis ikan, 669 jenis moluska (hewan lunak), dan 537 jenis hewan karang. Luar biasa!
Bank Dunia bekerja sama dengan lembaga lingkungan global menetapkan Raja Ampat sebagai salah satu wilayah di Indonesia Timur yang mendapat bantuan Coral Reef Rehabilitation and Management Program (Coremap) II, sejak 2005. Di Raja Ampat, program ini mencakup 17 kampung dan melibatkan penduduk lokal. Nelayan juga dilatih membudidayakan ikan kerapu dan rumput laut. Khusus untuk Anda yang tidak tertarik dengan aktivitas menyelam, hamparan laut biru yang membiaskan keindahan langit, taburan pasir putih yang memancarkan kilaunya bagaikan mutiara, bisa dinikmati. Selain itu, masih ada gugusan pulau-pulau yang memesona dan flora serta fauna unik seperti cenderawasih merah, cenderawasih Wilson, maleo waigeo, beraneka burung kakatua dan nuri, kuskus waigeo, serta beragam jenis bunga anggrek. Papua Diving di pulau Mansuar adalah salah satu resort terkemuka yang berada di kawasan ini. Wisatawan-wisatawan mancanegara penggemar selam betah selama berhari-hari bahkan sebulan berada di Raja Ampat menikmati keindahan yang ada di sana dan menginap di Papua Diving.
Setiap tahun resor ini dikunjungi minimal 600 turis spesial yang menghabiskan waktu rata-rata dua pekan. Penginapan sangat sederhana yang hanya berdinding serta beratap anyaman daun kelapa itu bertarif minimal 75 euro atau Rp 900.000 semalam. Jika ingin menyelam harus membayar 30 euro atau sekitar Rp 360.000 sekali menyelam pada satu lokasi tertentu. Kebanyakan wisatawan datang dari Eropa. Hanya beberapa wisatawan asal Indonesia yang menginap dan menyelam di sana. Pulau Kri, Waigeo, serta Misool juga menyiapkan resort buat pengunjung. Di pulau Misool ada Eco Resort yang dibangun dengan menerapkan prinsip-prinsip konservasi alam yang ketat. Ada kesepakatan dengan penduduk adat di sekitar wilayah tersebut untuk menjaga ekosistem terpadu yang disebut “No Take Zone” yakni melarang eksploitasi pengambilan apapun dari laut, mulai dari berburu kerang, telur penyu,sirip ikan hiu sampai hanya sekedar mencari ikan. Secara ekstrim, malah di eco resort ini mengharamkan penggunaan antiseptik karena limbah buangannya dikhawatirkan akan membunuh ekosistem terumbu karang di sekitarnya.
Beberapa resor menetapkan harga relatif mahal karena menyuguhkan fasilitas lengkap. Wisatawan dengan biaya terbatas juga dapat memanfaatkan resort milik pemerintah yang jauh lebih murah di daerah Waisai, ibu kota Raja Ampat. Anda harus terbang dulu ke Bandara Domne Eduard Osok, Sorong, Papua, lalu langsung menuju lokasi dengan kapal cepat berkapasitas sekitar 10 orang yang tarifnya Rp 3,2 juta sekali jalan. Perlu waktu sekitar 3-4 jam untuk mencapai kawasan Raja Ampat khususnya ke Pulau Mansuar. Untuk berkeliling pulau yang diinginkan, kita dapat menyewa speedboat kapasitas 10 orang dengan harga Rp 3-5 juta per 8 jam, tergantung kepandaian kita menawar. Kita juga bisa mengambil paket wisata dengan mengunjungi perkampungan untuk melihat tanaman dan hewan khas setempat seperti burung Cendrawasih.
Untuk masuk ke kawasan Raja Ampat, setiap orang harus membayar biaya masuk sebesar Rp 250 ribu untuk wisatawan domestik, dan Rp 500 ribu untuk wisatawan dari mancanegara. Sebuah pin bulat yang berfungsi seperti identitas ini akan kita terima, setelah membayar biaya tersebut. Uniknya, pin ini berlaku untuk satu tahun, sejak 1 Januari hingga 31 Desember. Jadi jika dalam satu tahun itu kita bolak-balik mengunjungi Raja Ampat, hanya perlu membayar biaya masuk satu kali saja. Tentu saja pin tadi tidak boleh hilang dan harus kita kenakan sebagai tanda pengenal.

Pesona Wakatobi

Pesona Wakatobi, Surganya Diving dan Snorkeling
http://supermilan.wordpress.com
Wakatobi merupakan singkatan dari Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko yang merupakan nama empat pulau besar dalam kawasan Taman Nasional Wakatobi.
Taman Nasional Wakatobi merupakan salah satu dari 50 taman nasional di Indonesia, terletak dikabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Taman nasional dengan total area 1,39 juta ha menyangkut keanekaragaman hayati laut, skala dan kondisi karang menempati posisi prioritas tertinggi dari konservasi laut di Indonesia. Kedalaman air di taman nasional ini bervariasi. Bagian terdalam mencapai 1 kilometer di bawah permukaan air laut. Taman Nasional Wakatobi saat ini menjadi pusat penelitian bawah laut Dunia.
Gugusan kepulauan Wakatobi memiliki alam yang masih asli, tenang dengan air laut yang segar, gua-gua bawah laut yang saling berdekatan satu sama lain yang disuguhkan khusus untuk pecinta alam sejati. Bisa dikatakan bahwa wilayah ini merupakan kawasan wisata taman laut pertama di Indonesia.
Gugusan terumbu karang dapat dijumpai ratusan jenis dari puluhan family yang terletak di sepanjang ratusan km garis pantai. Di beberapa tempat di sepanjang karang terdapat beberapa gua bawah laut. Wakatobi memiliki hampir 100 spesies ikan yang berwarna warni, raja udang erasia dan beberapa jenis penyu yang sering bertelur di pantai. Juga terdapat berbagai jenis burung laut yang bertengger di karang seperti angsa-batu coklat dan cerek melayu terbang ke laut untuk berburu ikan.
Pesona Wakatobi, Surganya Diving dan Snorkeling
Meski menyelam bisa dilakukan setiap saat, tetapi bulan April dan Desember adalah bulan yang paling baik untuk melakukan penyelaman karena cuacanya sangat bagus. Di samping menyelam dan snorkling di pantai juga disediakan khusus motor selam, tur snorkling dan penjelajahan di kepulauan. Sebuah kawasan kecil yang berlokasi di samping pulau Tomia seluas 8 km2, bernama Pulau Tolandona (Pulau Onernobaa) memiliki keunikan karena pulau ini dikelilingi taman laut yang indah.
Jika anda ingin berkunjung ke Wakatobi, pada bulan Juli-September ombak bisa setinggi gunung. Namun, bagi anda yang berjiwa petualang, ombak besar tidak menjadi halangan untuk mengunjungi gugusan kepulauan di antara Laut Banda dan Laut Flores ini. Tapi bila anda ingin lebih aman, bulan Oktober sampai awal Desember merupakan pilihan terbaik menikmati keindahan di Wakatobi
Ke lokasi Taman Nasional Wakatobi sebaiknya melalui Bau-Bau. Kemudian ke Lasalimu menggunakan kendaraan roda empat dengan waktu tempuh sekitar dua jam. selanjunya ke Pulau Wangi Wangi – Wanci (Ibu Kota Kabupaten Wakatobi) perjalanan ditempuh menggunakan kapal laut dengan waktu tempuh sekitar satu jam perjalanan.
Pulau Wangi-Wangi ini adalah pintu gerbang Taman Nasional Wakatobi. Di Pulai ini dijumpai beberapa resort yang khusus menyewakan beberapa fasilitas untuk kegiatan menyelam.
Pesona Wakatobi, Surganya Diving dan Snorkeling
Dari Wangi-Wangi, menuju Pulau Kaledupa dengan sebuah kapal pinisi. Di Kaledupa ada Karang Kaledupa, table coral (karang berbentuk meja) berukuran 2-3 meter
Dari Pulau Kaledupa menyeberang ke Pulau Hoga perjalanan sekitar 30 menit. Pulau Hoga adalah salah satu tempat favorit penyelam profesional dalam dan luar negeri. Pada bulan Juni-Agustus sangat banyak pengunjung, terutama mahasiswa dari Eropa dan Amerika yang meneliti biota laut
Ada sekitar 200 penginapan sederhana, berbentuk rumah panggung kecil dari kayu, tersebar di sebagian pulau. Pantainya sangat indah berpasir putih diiringi dengan nyiur melambai dan sangat bersih. Dari atas dermaga tampak pemandngan di bawah air laut yang jernih terlihat ikan warna-warni bermain di celah terumbu
Sebuah dive site atau situs penyelaman yang terletak antara Pulau Hoga dan Kaledupa. Menyelam hingga kedalaman 20 meter menggunakan pakaian selam (wet suit), sepatu katak (fin), masker, dan tabung oksigen, atau hanya kacamata snorkel dengan selang menjulur ke atas untuk nyemplung ke laut.
Tampak surga” bawah laut. Karang warna-warni menggerombol di sana-sini. Anemon fish atau ikan badut bermain di sela-sela karang lembut anemon yang jadi rumah mereka.
Ke Pulau Tomia, dari Pulau Kaledupa ke Pulau Tomia perjalan sekitar 3 jam. Selain Snorkeling di Tomia. jalan jalan ke Benteng Patua. beberapa sisa meriam kuno masih terpasang, Jomba Katepi sebuah Sumur berlubang kecil sedalam lebih dari 100 meter , konon untuk menceburkan orang-orang hukuman.
Ke Pulau Binongko dari Pulau Tomia ke Pulau Binongko. dengan perahu cepat sekitar 1 jam. Pulau Binongko tempat kehidupan masyarakat pandai besi. Diperairan Binongko, dapat juga ditemukan sejumlah ikan lumba-lumba beriringan yang sering melintasi motor laut.

Komodo, atau yang selengkapnya disebut biawak komodo (Varanus komodoensis[1]), adalah spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara.[2] Biawak ini oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut dengan nama setempat ora.[3]
Termasuk anggota famili biawak Varanidae, dan klad Toxicofera, komodo merupakan kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 m. Ukurannya yang besar ini berhubungan dengan gejala gigantisme pulau, yakni kecenderungan meraksasanya tubuh hewan-hewan tertentu yang hidup di pulau kecil terkait dengan tidak adanya mamalia karnivora di pulau tempat hidup komodo, dan laju metabolisme komodo yang kecil.[4][5] Karena besar tubuhnya, kadal ini menduduki posisi predator puncak yang mendominasi ekosistem tempatnya hidup.[6]
Komodo ditemukan oleh peneliti barat tahun 1910. Tubuhnya yang besar dan reputasinya yang mengerikan membuat mereka populer di kebun binatang. Habitat komodo di alam bebas telah menyusut akibat aktivitas manusia dan karenanya IUCN memasukkan komodo sebagai spesies yang rentan terhadap kepunahan. Biawak besar ini kini dilindungi di bawah peraturan pemerintah Indonesia dan sebuah taman nasional, yaitu Taman Nasional Komodo, didirikan untuk melindungi mereka.